Ngentot memek tante Wulan

Tante mulan terus mengelus-elus paha saya di sepanjang perjalanan. saya tidak berani bereaksi apa-apa kecuali, tsayat membuat Tante mulan tersinggung atau disangka kurang ajar. Keluar dari kelas aerobik sekitar jam 4 sore, Tante mulan tampak segar dan bersemangat. Tubuhnya yang lembab karena keringat membuatnya tampak lebih seksi. “Don, waktu latihan tadi tadi punggung tante agak terkilir… kamu bisa tolong pijitin tante khan?” katanya sambil menutup pintu mobil. “Iya… sedikit-sedikit bisa tante,” katsaya sambil mengangguk. saya mulai merasa Tante mulan menginginkan yang lebih jauh dari sekadar teman ngobrol dan curhat. Terus terang ini suatu pengalaman baru bagiku dan saya tidak tahu bagaimana harus menyikapinya. Sepanjang jalan pulang kami tidak banyak bicara, kami sibuk dengan pikiran dan khayalan masing-masing tentang apa yang mungkin terjadi nanti. Setelah sampai di rumah, Tante mulan langsung mengajakku ke kamarnya. Dikuncinya pintu kamar dan kemudian Tante mulan langsung mandi. Entah sengaja atau tidak, pintu kamar mandinya dibiarkan sedikit terbuka. Jelas Tante mulan sudah memberiku lampu kuning untuk melsayakan apapun yang diinginkan seorang laki-laki pada wanita. Tetapi saya masih tidak tahu harus berbuat apa, saya hanya terduduk diam di kursi meja rias. “Doni sayang… tolong ambilkan handuk dong…” nada suara Tante mulan mulai manja.
Lalu kuambil handuk dari gantungan dan tanganku kusodorkan melalui pintu sambil berusaha untuk tidak melihat Tante mulan secara langsung. Sebenarnya ini tindakan bodoh, toh Tante mulan sendiri sudah memberi tanda lalu kenapa saya masih malu-malu? saya betul-betul salah tingkah. Tidak berapa lama kemudian Tante mulan keluar dari kamar mandi dengan tubuh dililit handuk dari dada sampai paha. Baru kali ini saya melihat Tante mulan dalam keadaan seperti ini, saya mulai terangsang dan sedikit bengong. Tante mulan hanya tersenyum melihat tingkah lsayaku yang serba kikuk melihat keadaannya. “Nah, sekarang kamu pijitin tante ya… ini pakai body-lotion…” katanya sambil berbaring tengkurap di tempat tidur. Dibukanya lilitan handuknya sehingga hanya tertinggal BH dan CD-nya saja. saya mulai menuangkan body-lotion ke punggung Tante mulan dan mulai memijit daerah punggungnya. “Tante, bagian mana yang sakit…” tanysaya berlagak polos. “Semuanya sayang… semuanya… dari atas sampai ke bawah. Bagian depan juga sakit lho…nanti Doni pijit ya…” kata Tante mulan sambil tersenyum nakal. saya terus memijit punggung Tante mulan, sementara itu saya merasakan kontolku mulai membesar. saya berpikir sekarang saatnya menanggapi ajakan Tante mulan dengan aktif. Seumur hidupku baru kali inilah saya berkesempatan menyetubuhi seorang wanita. Meskipun demikian dari film-film BF yang pernah kutonton sedikit banyak saya tahu apa yang harus kuperbuat… dan yang paling penting ikuti saja naluri… “Tante sayang…, tali BH-nya boleh kubuka?” katsaya sambil mengelus pundaknya.

Tante mulan menatapku sambil tersenyum dan mengangguk. saya tahu betul Tante mulan sama sekali tidak sakit ataupun cedera, acara pijat ini cuma sarana untuk mengajakku bercinta. Setelah tali BH-nya kubuka perlahan-lahan kuarahkan kedua tanganku ke-arah payudaranya. Dengan hati-hati kuremas-remas payudaranya… ahh lembut dan empuk. Tante mulan bereaksi, ia mulai terangsang dan pandangan matanya menatapku dengan sayu. Kualihkan tanganku ke bagian bawah, kuselipkan kedua tanganku ke dalam celana dalamnya sambil pelan-pelan kuremas kedua pantatnya selama beberapa saat. Tante mulan dengan pasrah membiarkan saya mengeksplorasi tubuhnya. Kini tanganku mulai berani menjelajahi juga bagian depannya sambil mengusap-usap daerah sekitar memeknya dengan lembut. Jantungku brdebar kencang, inilah pertamakalinya saya menyentuh memek wanita dewasa… Perlahan tapi pasti kupelorotkan celana dalam Tante mulan. Sekarang tubuh Tante mulan tertelungkup di tempat tidur tanpa selembar benangpun… sungguh suatu pemandangan yang indah. saya kagum sekaligus terangsang. Ingin rasanya segera menancapkan batang kemaluanku ke dalam lubang kewanitaannya. saya memejamkan mata dan mencoba bernafas perlahan untuk mengontrol emosiku. Seranganku berlanjut, kuselipkan tanganku diantara kedua pahanya dan kurasakan rambut kemaluannya yang cukup lebat. Jari tengahku mulai menjelajahi celah sempit dan basah yang ada di sana. Hangat sekali raanya. Kurasakan nafas Tante mulan mulai berat, tampaknya dia makin terangsang oleh perbuatanku. “Mmhh… Doni… kamu nakal ya…” katanya. “Tapi tante suka khan…?” “Mmhh.. terusin Don… terusin… tante suka sekali.” Jariku terus bergerilya di belahan memeknya yang terasa lembut seperti sutra, dan akhirnya ujung jariku mulai menyentuh daging yang berbentuk bulat seperti kacang tapi kenyal seperti moci Cianjur. Itu klitoris Tante mulan. Dengan gerakan memutar yang lembut kupermainkan klitorisnya dengan jariku dan diapun mulai menggelinjang keenakan. Kurasakan tubuhnya sedikit bergetar tidak teratur. Sementara itu saya juga sudah semakin terangsang, dengan agak terburu-buru pakaiankupun kubuka satu-persatu hingga tidak ada selembar benangpun menutup tubuhku, sama seperti Tante mulan. Kukecup leher Tante mulan dan dengan perlahan kubalikkan tubuhnya. Sesaat kupandangi keindahan tubuhnya yang seksi. Payudaranya cukup berisi dan tampak kencang dengan putingnya yang berwarna kecoklatan memberi pesona keindahan tersendiri. Tubuhnya putih mulus dan nyaris tanpa lemak, sungguh-sungguh Tante mulan pandai merawat tubuhnya. Diantara kedua pahanya tampak bulu-bulu kemaluan yang agak basah, entah karena baru mandi atau karena cairan lain. Sementara itu belahan memeknya samar-samar tampak di balik bulu-bulu tersebut. saya tidak habis pikir bagaimana mungkin suaminya bisa sering meninggalkannya dan mengabaikan keindahan seperti ini. “Tante seksi sekali…” katsaya terus terang memujinya. Kelihatan wajahnya langsung memerah. “Ah.. bisa aja kamu merayu tante… kamu juga seksi lho Don… lihat tuh burungmu sudah siap tempur… ayo jangan bengong gitu… terusin pijat seluruh badan tante….,” kata Tante mulan sambil tersenyum memperhatikan kontolku yang sudah mengeras dan mendongak ke atas. saya mulai menjilati payudara Tante mulan sementara itu tangan kananku perlahan-lahan mempermainkan memek dan klitorisnya. Kujilati kedua bukit payudaranya dan sesekali kuhisap serta kuemut putingnya dengan lembut sambil kupermainkan dengan lidahku. Tante mulan tampak sangat menikmati permainan ini sementara tangannya meraba dan mempermainkan kontolku. saya ingin sekali menjilati kewanitaan Tante mulan seperti dalam adegan film BF yag pernah kutonton. Perlahan-lahan saya mengubah posisiku, sekarang saya berlutut di atas tempat tidur diantara kedua kaki Tante mulan. Dengan perlahan kubuka pahanya dan kulihat belahan memeknya tampak merah dan basah.