cerita seks nakal



saya hanya bisa diam saja mendapat perlakuan seperti itu. Walaupun ini mungkin bukan yang pertama kalinya bagiku, namun kalau yang seperti ini saya baru yang pertama kalinya merasakan dengan orang yang baru kukenal. Begitu lembut dia mencium bibirku, kemudian dia berbisik kepadsaya, "saya pengen bercinta sama Kamu, Egi..! Puasin saya Egi..!" Lalu dia mulai mencium telinganku, kemudian leherku, "Aahh..!" saya mendesah. Mendapat perlsayaan seperti itu, gejolakku akhirnya bangkit juga. Begitu lembut sekali dia mencium sekitar leherku, kemudian dia kembali mencium bibirku, dijulurkan lidahnya menjalari rongga mulutku. Akhirnya ciumannya kubalas juga, gelombang nafasnya mulai tidak beraturan. Cukup lama juga kami berciuman, kemudian kulepaskan ciumannya, kemudian kujilat telinganya, dan menelusuri lehernya yang putih bak pualam. Ia mendesah kenikmatan, "Aahh Egi..!"

Mendengar desahannya, saya semakin bernafsu, tanganku mulai menjalar ke belakang, ke dalam t- shirt-nya. Kemudian kuarahkan menuju ke pengait BH-nya, dengan sekali sentakan, pengait itu terlepas. Kemudian saya mencium bibirnya lagi, kali ini ciumannya sudah mulai agak beringas, mungkin karena nafsu yang sudah mencapai ubun- ubun, lidahku disedotnya sampai terasa sakit, tetapi sakitnya sakit nikmat. "Egi.., buka dong bajunya..!" katanya manja. "Bukain dong Ndi..," katsaya. Sambil menciumiku, okta membuka satu persatu kancing kemeja, kemudian kaos dalamku, kemudian dia lemparkan ke samping tempat tidur.

Dia langsung mencium leherku, terus ke arah puting susuku. saya hanya bisa mendesah karena nikmatnya, "Akhh.., okta." Kemudian okta mulai membuka sabukku dan celansaya dibukanya juga. Akhirnya tinggal celana dalam saja. Dia tersenyum ketika melihat kepala memekku off set alias menyembul ke atas. okta melihat wajahku sebentar, kemudian dia cium kepala memekku yang menyembul keluar itu. Dengan perlahan dia turunkan celana dalamku, kemudian dia lemparkan seenaknya. Dengan penuh nafsu dia mulai menjilati cairang bening yang keluar dari memekku, rasanya nikmat sekali.

Setelah puas menjilati, kemudian dia mulai memasukkan memekku ke dalam mulutnya. "Okhh.. nikmat sekali," katsaya dalam hati, sepertinya memekku terasa disedot-sedot. okta sangat menikmatinya, sekali- sekali dia gigit memekku. "Auwww.., sakit dong okta..!" katsaya sambil agak meringis. okta seperti tidak mendengar ucapanku, dia masih tetap saja memaju- mundurkan kepalanya. Mendapat perlsayaannya, akhirnya saya tidak kuat juga, saya sudah tidak kuat lagi menahannya,"okta, saya mau keluar.. akhh..!" okta cuek saja, dia malah menyedot batang memekku lebih keras lagi, hingga akhirnya, "Croott.. croott..!" saya menyemburkan lahar panasku ke dalam mulut okta.

Dia menelan semua cairan spermsaya, terasa agak ngilu juga tetapi nikmat. Setelah cairannya benar-benar bersih, okta kemudian berdiri, kemudian dia membuka semua pakaiannya sendiri, sampai akhirnya dia telanjang bulat. Kemudian dia menghampiriku, menciumi bibirku. "Puasin saya Egi..!" katanya sambil memeluk tubuhku, kemudian dia menuju tempat tidur. Sampai disana dia tidur telentang. saya lalu mendekatinya, kutoktah tubuhnya yang elok, kuciumi bibirnya, kemudian kujilati belakang telinga kirinya.

Dia mendesah keenakan, "Aahh..!" Mendengar desahannya, saya tambah bernafsu, kemudian lidahku mulai menjalar ke payudaranya. Kujilati putingnya yang sebelah kiri, sedangkan tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kiri, sambil kadang kupelintir putingnya. "Okkhh..! EEgi sayang, terus Egi..! Okhh..!" desahnya mulai tidak menentu. Puas dengan bukit kembarnya, badanku kugeser, kemudian kujilati pusarnya, jilatanku makin turun ke bawah. Kujilati sekitar pangkal pahanya, okta mulai melenguh hebat, tangan kananku mulai mengelus bukit memeknya, lalu kumasukkan, mencari sesuatu yang mungkin kata orang itu adalah klitoris.

okta semakin melenguh hebat, dia menggelinjang bak ikan yang kehabisan air. Kemudian saya mulai menjilati bibir memeknya, kukuakkan sedikit bibir memeknya, terlihat jelas sekali apa yang namanya klitoris, dengan agak sedikit menahan nafas, kusedot klitorisnya. "Aakkhh.. Egi..," okta menjerit agak keras, rupanya dia sudah orgasme, karena saya merasakan cairan yang menyemprot hidungku, kaget juga saya. Mungkin ini pengalaman pertamsaya menjilati memek wanita, karena sebelumnya saya tidak pernah.

saya masih saja menjilati dan menyedot klitorisnya. "Egi..! Masukin Egi..! Masukin..!" pinta dia dengan wajah memerah menahan nafsu. saya yang dari tadi memang sudah menahan nafsu, lalu bangkit dan mengarahkan senjatsaya ke mulut memeknya, kugesek-gesekkan dulu di sekitar bibir memeknya. "Udah dong Egi..! Cepet masukin..!" katanya manja. "Hmm.., rupanya ni cewek nggak sabaran banget." katsaya dalam hati. Kemudian kutarik tubuhnya ke bawah, sehingga kakinya menjuntai ke lantai, terlihat memeknya yang menyembul. Pahanya kulebarkan sedikit, kemudian kuarahkan memekku ke arah liang senggama yang merah merekah. Perlahan tapi pasti kudorong tubuhku. "Bless..!" akhirnya memekku terbenam di dalam liang memek Indri.

"Aaakkhh Egi..!" desah okta. Kaget juga dia karena sentakan memekku yang langsung menerobos memek okta. saya mulai mengerakkan tubuhku, makin lama makin cepat, kadang- kadang sambil meremas- remas kedua bukit kembarnya. Kemudian kubungkukkan badanku, lalu kuhisap puting susunya. "Aakkhh.., teruss.., Sayangg..! Teruss..!" erang okta sambil tangannya memegang kedua pipiku. saya masih saja menggejot tubuhku, tiba- tiba tubuh okta mengejang, "Aaakkhh.. Eriicckk..!" Ternyata okta sudah mencapai puncaknya duluan. "saya udah keluar duluan Sayang..!" kata okta. "saya masih lama kta..," katsaya sambil masih menggenjot tubuhku.

Kemudian kuangkat tubuh okta ke tengah tempat tidur, secara spontan, kaki okta melingkar di pinggangku. saya menggenjot tubuhku, diikuti goyangan pantat okta. "Aakkhh okta.., punya Kamu enak sekali." katsaya memuji, okta hanya tersenyum saja. saya juga heran, kenapa saya bisa lama juga keluarnya. Tubuh kami berdua sudah basah oleh keringat, kami masih mengayuh bersama menuju puncak kenikmatan. Akhirnya saya tidak kuat juga menahan kenikmatan ini. "Aahh okta.., saya hampir keluar..," katsaya agak terbata-bata. "saya juga Egi..! Kita keluarin sama- sama ya Sayang..!" kata okta sambil menggoyang pantatnya yang bahenol itu.

Goyangan pantat okta semakin liar. saya pun tidak kalah sama halnya dengan okta, frekuensi genjotanku makin kupercepat, sampai pada akhirnya, "Aaakkhh.., Ericckk..!" jerit okta sambil menancapkan kukunya ke pundakku. "Aakhh, okta.., saya sayang Kamuu..!" erangku sambil mendekap tubuh okta. Kami terdiam beberap saat, dengan nafas yang tersenggal-senggal seperti pelari marathon. "Kamu hebat sekali Egi..!" puji okta. "Kamu juga okta..!" pujiku juga setelah agak lama kami berpelukan. Kemudian kami cepat- cepat memakai pakain kami kembali karena tsayat adik tunangannya okta keburu datang.