Nafsu Birahi Tante Girang

Kami terbangun kesiangan karena semalam memadu kasih penuh cinta dan birahi, matahari sudah meninggi ketika kami bangun jam sembilan siang. Kami saling memberikan senyuman mesra ketika saling bertatapan, bahkan saking gemasnya Emma Waroka langsung menindihku dan memberikan pagutan penuh kemesraan, buah dadanya mengencet dadaku, dan puntingnya membuatku menjadi geli, kami terus saling memagut dengan penuh rasa dan cinta di antara kami. Bertubi tubi bibirku diserbu oleh Emma Waroka, kami tanpa berbicara saling melumat dan memilin dengan penuh kemesraan bak suami istri, ketika kami sudah terengah engah barulah kami saling membuka mulut untuk berbicara.

“Selamat pagi, ponakan tante .. “ sapa Emma Waroka dengan manis sekali, walau tanpa lipstik di pagi hari tetap menampakkan kecantikannya, aku sampai takjub melihat aura kecantikannya, kupandang wajahnya dan membuat Emma Waroka tertunduk malu.
“Kenapa tanteku malu kupandang ?” tanyaku dengan mengelus lengannya.
Emma Waroka menaikan kepalanya dan menatapku.
“Tante bukan malu, tante merasa makin muda saja karena kamu pacarin .. tante tidak bisa melukiskan kata kata soal cinta kita .. tante merasakan keceriaan bersamamu .. pagi ini tante merasakan ponakan tante juga berbeda, lebih ganteng dan lembut dari yang sudah sudah .. tante merasa damai dalam pelukan ponakan tante ini” ucap Emma Waroka dengan tersenyum manis lagi padaku.
“Tanteku yang nakal .. boleh nggak ponakan tante ini minta sesuatu di pagi hari ini ?” tanyaku dengan suara kuratakan
“Soal apa, sayang ? ponakan tante minta apa saja boleh .. “ tukas Emma Waroka dengan memandangku penuh kemesraan.
“Seperti biasa tante, ponakan tante meminta jatah pagi hari .. “ kataku tersenyum senang sambil mengelus elus punggung Emma Waroka yang menindihku.
“Oh … betapa senangnya tante mendengar itu … ayooo .. tante akan beri jatah pada ponakan tante ini “ ucap Emma Waroka langsung menyerbu bibirku dengan gemas, dibuangnya selimut yang menutupi kami, Kami langsung bergulat dengan gaya bebas. Pagutan kami di pagi hari itu menjadi cepat panas, kami terus saling melumat, kami berguling dan aku kini berada di atas menindih Emma Waroka, pagutan kami saling mencecap, lidah Emma Waroka menerobos masuk ke dalam mulutku dan mengajak bermain lidah dengan gemas, lidah kami saling bertaut, terkadang lidahku diinjak lidah Emma Waroka dengan keras, kusedot bibirnya, dan Emma Waroka pun ikut balas menyedot, bibir kami sudah penuh air liur. Kutarik kepalaku dan kuberikan ciuman di dahi.
“Kulum penis ponakan tante, sayang .. “
“Uuuuh .. ponakan tante ini sungguh kurang ajar .. meminta tantenya agar mengulum penis milik ponakannya, sungguh terlalu keponakan tante ini … tak tahu etika dan aturan .. “ goda Emma Waroka dengan tersenyum manis lalu menarik badannya, beringsut mundur dan memandang penisku yang sudah tegang ngaceng.

“Woooow .. penis kepunyaan ponakan tante besar sekali … Duuuh .. tante jadi pengin nih .. sungguh kurang ajar ya, tantenya suka penis ponakannya … “ lagi lagi Emma Waroka menggodaku. Lalu dengan pelan pelan dikulumnya penisku tanpa dijilat.
“Jangan lama lama tante, biasanya kalo pagi ponakan tante cepat muncraaat “ ucapku dengan memandang buah dadanya yang bergelantungan
“Tante tahu kok .. “ ucap Emma Waroka melepas kuluman penisku, dikulumnya lagi dan diberi ludah di dalam mulutnya, disepongnya penisku berulang ulang membuat aku sampai menahan nafas merasakan kuluman Emma Waroka.
“Dikocok juga tante .. tapi jangan kasar .. “ pintaku
Emma Waroka langsung mengeluarkan penisku dari mulutnya, dipegangnya batang penisku dan dikocok kocok dengan nikmat dan penuh perasaan, disekanya rambut yang tergerai ke depan itu, kemudian dikulum lagi, dijilati sampai buah zakarku. Aku merasakan nikmat yang luar biasa dikocok dan dikulum sedemikian perhatian Emma Waroka terhadapku. Betapa indahnya kumpul kebo dengan Emma Waroka. Sudah lima menit Emma Waroka mengulum dan mengocok penisku.
“Sudah tante … sudaaah .. ntar muncrat lho “ sergahku dengan mencoba bangun, Emma Waroka berhenti mengulum penisku lalu gantian rebahan ke belakang, ditariknya bantal untuk mengganjal punggungnya. Kini gantian aku yang membungkuk mau mengoral vagina Emma Waroka yang sudah membasah itu, kusapu dengan lidahku dan membuat Emma Waroka langsung mendongak merasakan oralku
“Uuuuuh ….. jilatan ponakaan tante mantap sekali … “ lenguh Emma Waroka dengan meremas kepalaku. Aku langsung melesak dengan membuka bibir vaginanya itu dengan cepat membuat Emma Waroka sampai menggigit bibirnya merasakan kenakalan lidahku yang mengorek liang vaginanya, menyedotnya sampai nafas Emma Waroka menjadi berantakan, peluh kami sudah mulai bercucuran. Kukorek terus lubang itu dan semakin membesar.
“Teruuus , sayaaang … jangan buat tantemu orgasme yaaa “ ujar Emma Waroka dengan menggelinjang tak karuan karena tanganku meremas buah dadanya yang kenyal itu.
Kukorek terus dan lubangnya mulai memerah seiring jilatan, sedotan dan kenakalan tanganku masuk membuka bibir vaginanya.
“Aaaaaaaaw ..aaaaduuuuh .. nakaaal sekali ponakan tanteee ini .. please … aaaah dikit laaagiii, sayaaang” jerit Emma Waroka dengan megap megap dan menggeleng geleng. Badannya tak tahan akan kenakalan lidahku. Kusedot dengan keras vaginanya
“Sudaaah aaah .. sudaaaah .. tanteee bisa orgasmee .. ayooo “ ujar Emma Waroka dengan menaikan kepalaku, lalu Emma Waroka langsung menaikan aku yang dalam posisi duduk, pelan pelan diarahkan batangku yang dipegang Emma Waroka, penisku menusuk pelan masuk ke vaginanya yang sudah becek itu. Terasa sangat susah sekali, namun dengan sabar dan pelan Emma Waroka menekan dengan tenaga besar
“Aaaaaaaaauh .. tanteee .. pelaaan aaaah .. sakiittt “ erangku yang merasakan lubang vagina Emma Waroka belum membuka lebar, sehingga Emma Waroka menaikan pantatnya lagi, lalu dengan pelan pelan menekan lagi.
“Ponakan tante sungguh terlalu .. berani masukin penisnya ke vagina tantenya .. kurang ajar itu namanya“ seloroh Emma Waroka dengan gemas lalu bertopang merangkulkan tangan kanannya ke pundaku, lalu menarik kepalaku dan diberi pagutan mesra.
Pelan pelan penisku sudah masuk hampir separo, ditariknya pantat Emma Waroka naik kemudian diturunkan lagi untuk memperlancar.
“Ponakan tante yang nakal .. sirami kebun tante yaaa “ pinta Emma Waroka dengan tetap menekan dengan pelan dan penisku kini hampir amblas
“Selalu tanteku yang nakal .. “ balasku sambil meremas buah dadanya penuh kelembutan, kupermainkan puntingnya dengan kutekan
Emma Waroka lalu dengan gemas menariknya dan menghujam dengan tenaga besar sehingga penisku menjadi amblas ke dalam vaginanya dan membuat kami terpekik bersamaan
“Waaduuuuh .. tanteee aaah tanteee .. jepitan tante luar biasaaa .. enak sekali tanteee, ssssh … ssshh“ pekikku dengan merem keenakan demikian pula dengan Emma Waroka yang juga merem melek keenakan.
“Iya sayaaang … penismu luar biasa masuk ke dalam vagina tantemu .. ssssh …sssh …rasaaanya nikmat sekali,sayaaang .. dah siaaap belum kalo tante mau menggenjot ponakan tante ini .. “ ajak Emma Waroka dengan memagutku mesra kemudian membawa tanganku ke buah dadanya untuk diremas
“Remees susu tantemu, sayang .. tantemu nakal ya, masak tante minta susunya diremas sama ponakan tante…” kata Emma Waroka dengan manja, kuremas buah dadanya itu dengan gemas dan membuat Emma Waroka menengandah merasakan remasanku yang sedikit lebih kuat.
“Uuuuuuuuuuh … enaaak sayaaang .. remes terus ya susu tante .. “ pinta Emma Waroka
Emma Waroka 5 “Bergeraklah tanteku yang nakal .. genjot keponakan tante ini .. “ ajakku dengan pasang kuda kuda. Pelan pelan Emma Waroka menaikan pantatnya lalu turun lagi, pelan pelan untuk memberikan kelonggaran batangku keluar masuk lebih lancar, memang awalnya seret namun dikit dikit penisku lancar keluar masuk.
“Sayaaang aaah .. nikmaaat aaah .. tante nggak bisa ngerasaaain ..wauuuuh …aaah ..aaaah .. uuuh” lenguh Emma Waroka dengan menggeleng gelengkan kepalanya, tanganku tetap meremas buah dadanya, Emma Waroka terpancing untuk bergerak lebih cepat dan membuatku mengimbangi gerakan Emma Waroka tak kalah cepat. Lalu Emma Waroka berhenti menggenjotku serta memegang kepalaku dan memberikan lumatan lagi
“Rasaaiiin goyangan tantemu .. “ ujar Emma Waroka dengan mengebor pantatnya
“Tanteeeeeee …aaaaaaaah .. tanteeeeee .. “ pekikku dengan mata terpejam, lalu Emma Waroka kembali naik turun, kedua kakinya menjepit pinggangku dengan erat, kami kembali saling melumat penuh nafsu untuk menyelesaikan percintaan di pagi hari itu. Gerakan kami makin cepat dan keras, suara bunyi keciplak antara kami menjadi sangat nyaring. Penisku semakin lancar keluar masuk, kurasakan Emma Waroka semakin cepat bergerak.
“Tante mau sampai Han .. gimana dengaaan kamuuu “ tanya Emma Waroka dengan suara melemah
“Iya samaaa .. genjt terus tante .. “ ajakku dengan tetap mengimbangi dan meremas buah dadanya lagi, tak lebih dari tiga menit kami mencapai pendakian puncak bersamaan. Kami mendapatkan orgasme dengan hujaman pantat Emma Waroka, aku mendapatkan orgasme duluan dengan melolong panjang, penisku terasa sangat panas dan menembakkan isi buah pelir ke rahim Emma Waroka, ketika kutembak itu, Emma Waroka juga mendapatkan orgasmenya, tubuhnya menegang dengan kaku.
“Creeeeeeet … creeeeeeeet … creeeeeeet .. creeeeeet “ sekitar lima kali aku mengeluarkan isi penisku, tubuh Emma Waroka menegang membuat busur panah, kuremas buah dadanya yang montok itu dan tubuhnya langsung lunglai memelukku erat, aku pun merasakan badanku ringan, mataku menggelap dengan cepat dan kami sampai terkapar dengan rebah ke belakang, Emma Waroka menindihku, di selakanganku kurasakan banyak cairan membasahi sprei ranjang itu. Kami terdiam dengan nafas ngos ngosan.
Baru lima menit kemudian kami bergerak dan saling bertatap penuh cinta.
“Terima kasih tanteku yang setia mau melayani nafsu bejat keponakan tante … “ godaku dengan mesra
“Ponakan tante memang bejat .. beraninya mengajak tante giniin … “ balas Emma Waroka dengan tersenyum.
“Makasih ya Tan .. “ ucapku lagi karena Emma Waroka belum membalas ucapan terima kasihku
“Iya sayang .. tante juga terima kasih sama kamu .. tante sangat senang dan puas sekali bercinta dengan ponakan tante .. kamulah yang bisa memuaskan tantemu .. yuuk kita mandi .. kita ke Jakarta .. tante beliin Macbook sama motor .. “ ajak Emma Waroka dengan bangun dan matanya melotot melihat selakangan kami yang banyak lendir berwarna putih kental
“Hmmm .. ponakan tante, air maninya banyaaak .. tante ucapkan terima kasih ya Han … tante sangat puass .. ayoo kita mandi .. “ ajak Emma Waroka dengan berusaha melepas penisku bahkan kami menjerit kecil karena tarikan Emma Waroka terasa kuat.
Ditariknya tanganku dan kulihat penisku berlepotan air maniku. Aku dimandiin dengan telaten oleh Emma Waroka.
“Jangan ngerangsang tante lagi … ntar keburu siaaang , bank ntar tutup nggak bisa ambil duit “ tukas Emma Waroka
“Iya tanteee .. “ ucapku mesra sambil mencium pipi Emma Waroka
Kami berdua berpakaian dengan rapi, kupeluk Emma Waroka dan kuhujani ciuman di pipi kiri, pipi kanan dan dahinya.
“Aku sayang tante .. “ ucapku mesra
“Tante juga sayang sama ponakan tante ini … “ ucap Emma Waroka dengan memagut penuh kemesraan. Emma Waroka menggandengku keluar, bau wangi parfum menaungi kami. Aku merangkulkan tanganku ke pundak Emma Waroka dan kudepkap.
“Tante merasa muda lagi sejak kamu menyatakan cinta pada tante, sayang “ ucap Emma Waroka dengan memelukku erat, dibenamkan kepalanya dalam dalam ke dadaku sambil berjalan. Kami masuk ke dalam mobil dan keluar dari villa itu untuk ke Jakarta.
Kami berdua berangkat ke Jakarta dengan segala kemacetannya, sikap sabarku terhadap kemacetan sudah bisa, aku tak mau ambil pusing, buat apa mikirin macet .. palingan stress sendiri, maka aku pun dengan sabar menyetir mobilku dengan santai. Tak begitu dengan Emma Waroka yang sebal melihat Jakarta sudah macetnya parah. Aku hanya senyam senyum saja.
“Sayaang .. kamu kayaknya dah biasa kena macet ya ?” tanya Emma Waroka dengan mencoba tersenyum untuk membuang penatnya.
“Mau apalagi ? kita kemana nih Tan ?” tanyaku dengan tetap memandang ke depan.
‘”Ke Sudirman dulu … tante mau ngurus rekening dulu … nomer rekeningmu berapa, sayang ?” tanya Emma Waroka dengan senyum menggoda
“Buat apa nanya nomer rekening ponakan tante ?” tanyaku heran
“Lho katanya minta ditransferi 1 Milyar .. gimana nih .. “ sungut Emma Waroka
“Nggak usah tante .. itu dulu cuma godain tante saja … “ kataku dengan ketawa keras
“Duuuh .. kamu bikin tantemu bingung .. serius nggak nih ?” tanya Emma Waroka lagi
“Nggak usah tante … kasih saja secukupnya … lagian buat apa sih uang ? aku juga nggak butuh … “ kataku dengan membelokkan ke jalan Sudirman di mana Emma Waroka membuka rekening banknya. Semanggi terlalu padat sehingga aku harus bersabar
“Enakan tinggal di Bogor saja ya sayang .. “ tanya Emma Waroka
“Tapi kalo sendirian juga malas .. sama tante kumpul kebo .. “
Emma Waroka tertawa tergelak gelak sampai mencubitku sangat mesra
“Enak saja kita kumpul kebo, kita suami istri nih … atau ponakan dengan tantenya gitu .. “ seloroh Emma Waroka dengan tersenyum nakal.
Setelah beres beres mengambil uang, kami meluncur ke sebuah dealer, motor dibayar dengan cash atas namaku dan motor akan dkirim ke kantorku, lepas dari dealer menuju ke store Apple di Lippo Karawaci Tangerang, memang Lippo Karawaci merupakan mall terlengkap, dan aku pernah membeli barang barang macintosh di sana. Aku pun memilih Macbook itu dan tanpa menawar Emma Waroka langsung membayarnya, dan mendapat discount sampai 10 %.
“Terima kasih tante .. “ ucapku ketika kami di parkiran Lippo Karawaci yang ramai itu. Emma Waroka langsung memagut bibirku di dalam mobil.
“Kita kemana sayang ?” tanya Emma Waroka dengan mengambil handphonenya karena ada panggilan masuk. Sedang aku terbiasa mematikan handphone ketika menyetir.
“Tante mau ndak ke tempat kantor si brengsek .. “ ajakku
“Mang kenapa ke sana ? malas dah tante .. “ sungut Emma Waroka dengan sebal menghadapi keponakan satu itu.
“Tante sudah nggak ngerasa punya ponakan kayak gitu .. enak saja ngajak tantenya gituin .. amit amit, tante awalnya dipaksa tuh .. tapi gimana namanya janda khan lama nggak digauli, jadinya tante jadi terjerumus..” sesal Emma Waroka dengan memandang ke arah jendela karena kesal akan ulah Frans sang keponakan, anak dari kakaknya itu.
“Tapi aku ada pekerjaan sedikit nich .. urusan servernya .. nggak lebih dari sejam .. gimana ?” tanyaku dengan was was karena Emma Waroka tak mau ketemu dengan dirinya
“Tante tunggu di mobil saja yaaa .. tante pinjam netbookmu aja .. bisa internet khan ?” tanya Emma Waroka dengan tersenyum
“Bisa kok .. tenang saja .. di belakang juga ada meja lipat tuh .. aku terbiasa ngenet di pinggir jalan kok jika malas kena macet“ kataku sambil mematikan mobil, kemudian kupagut bibir Emma Waroka dan dibalas tak kalah mesra. Aku lalu keluar dari mobil, menyeberang jalan dan masuk ke kantor perusahaan event organizer itu. Di dalam aku langsung ditemui bawahan Frans untuk diantar ke ruangannya.
“Duh .. kemana saja sih lo .. server sini jebol .. down mulu .. “ sungut Frans yang kesal karena sudah lama server itu dibebani dengan banyak file dan sampah tak berguna, lagian aku bukan yang bikin server, hanya jaringannya saja yang aku bikin. Sepeninggal keluar bawah Frans, aku langsung duduk di depan mejanya
“Ya ngencani tantemu donk .. “ kataku mengejek
“Siaaaal dah … kalo sudah dimabuk cinta pasti semuanya lupa, lupa kewajiban .. “ ledek Frans
“Maklum kami khan sudah memutuskan tinggal bersama .. “ kataku dengan terang terangan
“Haaaah … sialan lho .. belum nikah saja dah berani kumpul kebo .. “ ledeknya lagi dengan gemas sambil tertawa.
“Coba kalo ngomong di depan tantemu saja … “ balasku dengan tak kalah tertawa
“Ogaaaah .. malu aku .. malu .. “ semprot Frans lagi
“Oke .. aku tak tahu masalah servermu .. tapi aku minta login ke server ada masalah apa .. ntar aku lihat dulu, itu juga nggak bisa sejam dua jam .. aku mau mindahin dulu semua isi server itu ke serverku di Cyber ..”
“Baik … baik … ntar aku hubungi yang megang server … kamu masih lama di sini ?” tanya Frans
“Tantemu nunggu di mobil .. nggak tega ninggalin tantemu sendirian di sana .. kasihan “ kataku hendak keluar dari ruangan itu
“Haaaan .. tolong bilang sama tanteku .. aku menyesal telah melakukan perbuatan bejat sama tanteku, aku yakin tante belum bisa memaafkan aku secara terbuka .. aku salah Han .. kusesali karena aku terbawa nafsu sama tanteku .. dan kini aku harus menanggung resiko dibenci tanteku sendiri .. “
“Sudahlah .. berbaktilah sama tantemu … restuilah dan dukung kami sampai menjadi istriku itu akan membuat tantemu menjadi terbuka .. “
Aku langsung keluar dari ruangan itu dan aku menuju ke mobilku, terlihat Emma Waroka keluar dari mobil dan hendak berpindah ke depan, dari atas melihat Frans yang memandangnya, namun Emma Waroka memandangnya dengan sinis. Aku disambut dengan pelukan kemudian aku masuk ke dalam mobil.
Kami langsung pulang ke Bogor dengan senyum sejuta kenikmatan karena sepulang dari Jakarta ini, Emma Waroka akan melayaniku lagi dengan penuh kemesraan. Sesampai di villa aku langsung memondong Emma Waroka ke kamar.
“Ayoo .. ponakan tante ingin melihat tantenya telanjang bulat .. aku akan memberikan gaya lain tante’” ucapku akal.
“Duuh ponakan tante nakal sekali .. habis ngajak pergi sudah pengin lagi .. “ ucap Emma Waroka dengan tersenyum manja.
“Tante mau ndak ?” tanyaku gemas
“Kenapa nggak mau .. “ balas Emma Waroka dengan menerkamku, kami saling melumat penuh nafsu yang tak tertahankan. Kami terbakar birahi dan ingin melakukan hubungan seks. Maka Emma Waroka langsung membuka pakaiannya demikian pula denganku dengan tergesa gesa membuang pakaianku sampai telanjang bulat. Kami kemudian saling memeluk dan menindih di ranjang yang empuk itu, kami saling memilin, memagut dan melumat penuh dengan kemesraan dan nafsu. Kami semakin panas dan terbakar birahi sampai di ubun ubun, Emma Waroka mengambil inisiatif merangsangku dengan mengocok penisku lalu mengulum dengan rakus. Pertempuran akan segera dimulai. Dibuangnya pakaian yang masih tersisa dan kini Emma Waroka sudah telanjang bulat tanpa sehelai benangpun dan minta dipuasi.